Indeed, I am crazy enough.
Mau menye-menye ah.
Hei, iya, kamu itu harta karun yang terus aku simpan. Parah banget nih, aku jadi suka sama kamu. Suka sama kamu gara-gara banyak yang bilang kita sama perilakunya dan pikirannya. Padahal tahu kamu aja aku nggak. Kamu siapa? Bicara aja kita nggak pernah, eh orang-orang bilang kita sehati.
Karena nggak mau disama-samain, kan aku jadi bete. Aku jadi penasaran, kamu siapa?
Walau udah dicari, informasi yang aku tahu tetap aja sedikit. Tapi walau sedikit informasi itu aku simpan layaknya sebuah harta karun. Tapi, lagi, aku jatuh cinta terhadap harta karun itu.
Aku jatuh cinta pada pemikiranku tentang kamu. Aku jadi gila.
Mana ada orang yang jatuh cinta pada pemikirannya sendiri? Padahal kamu belum tentu seperti apa yang aku pikirkan. Dunia kita berbeda, aku di dunia nyata, kamu di dunia seberang nyata, pikiranku di dunia dia sendiri.
Pelan-pelan imaji tentangmu tergambar absurd. Tergambar dari potongan informasi, entah berasal orang ke lima atau ke-sepuluh? Aku mengulur benang, mengikatnya pada diriku sendiri. Aku terjebak.
Kamu diam, aku diam.
Ah, biarkan saja aku dan pikiranku. Kamu tetap saja disana.
Kamu harus tahu aku memberimu nama Charcoal. Arang.
Dan kamu harus bertanya suatu saat, apa artinya Arang, dan yang pasti Charcoal.
No comments:
Post a Comment