Iya, part sekian. Daripada ngganjel di hati kan ya?
***
Demi apapun itu yang namanya kecanduan harus diobati. Yang namanya bayang memenuhi pikir, mengosongkannya bukan semudah mencabut helai rambut di kepala. Jika mencabut satu per satu helai rambut di kepala bisa menghilangkan memori, sepertinya aku lebih baik menggunduli rambutku.
Serius.
Sudah tak ku buka galeri itu, sudah ku pindahkan semua kenangan jalan-jalan itu, sudah ku jauhkan semua hal-hal yang bisa membuatku teringat kepada kamu. Namun. Namun. Namun tetap saja. Andai otak bisa di-format ulang.
Senang sudah bercampur putus asa.
Hampir lepas kendali.
Aku kira dengan sengaja online hanya di pagi hari, tidak akan membuatku melihat nama-mu di chat fb. Namun ternyata kau selalu memegang posisi teratas di kolom itu. Frustasi, ku ubah jam onlineku jadi larut malam. Malah kau tetap ada disitu. Anteng. Tambah frustasi, hanya siang bolong aku online, kamu tetap ada. Kamu online terus ya?
Aku.
Aku sekarang hanya berpegangan pada khayalku saja. Wajahmu saja hanya ku ingat dari ingatanku. Kamu tahu betapa pudarnya gambar wajahmu itu?
Kamu hantu.
Iya. Kamu hantu. Kamu itu antara ada dan tiada.
No comments:
Post a Comment