1. Beberapa gaya teman-teman disini selalu aku perhatikan. Ajaib. Aku selalu berandai bagaimana jika cowok-cowok di Indonesia berpakaian seperti beberapa mahasiswa disini. Jangan salah, ada yang cuma pake training suit ke kampus. Belum lagi celana (yang menurutku celana tidur) yang di belakangnya -bokong- bertuliskan, "I am fabulous" bertinta emas, dipakai di kampus. Heboh dah.
Tapi ada dua cowok yang selalu menarik perhatianku. Untuk yang pertama, sebulan ini, aku jarang banget ngeliat dia pake baju sama. Kemudian yang kedua, berani pake tribal motives tabrak lari, plus alis yang dicukur.
Untuk yang cewek? Bukan ajaib, tapi azaib. Kadang bisa jadi feminim, kadang bisa jadi tomboy abis. Kayak keluar dari komik. :|
2. Orang Jepang rata-rata sopan dan teratur. Kata pak Amir, sebagai orang yang datang dari negara berkembang, hidup di negara maju itu mudah, dan berlaku sebaliknya. Menunggu di halte bus juga begitu. Kalau terlambat, antriannya panjang. Pertama sih aku kaget harus buat antrian untuk masuk ke dalam bus. Jadi harus berpanas-panas ria. Tapi lama-lama jadi kebiasaan dan, alarm, supaya lebih cepat datang ke halte bus.
3. Vending machine ada dimana-mana. Yang aku temui sih permen, minuman, rokok. Dan aku sangat udik sekali sering beli di vending machine. Padahal hitungannya mahal.
4. Nggak ada toko grosiran, atau belanja kebutuhan rumah tangga seabrek-abrek. Salah satu yang patut diteliti sebenarnya. Orang sini biasanya hanya membeli barang kebutuhan rumah tangga dalam jumlah kecil dan sering berbelanja. Alasan mereka untuk membeli barang dalam jumlah kecil adalah: supaya nggak ada yang terbuang. Jadi mereka lebih memilih untuk sering belanja daripada ada yang terbuang karena nggak dimakan :3
5. Permulaan musim semi, waktunya berkebun. Tapi hanya yang tua-tua saja yang terlihat gigih menanam bawang daun (玉ねぎ) bermacam-macam bunga. Ah, ngomong-ngomong soal bunga, bougenville yang di Indonesia bertaburan, disini dijual mahal gelak (bukan gila lagi). Nggak tahu tepatnya bunga itu dijual berapa, tapi yang jelas dijual di dalam mall. Tebak deh berapa harganya.
6. Jalan kaki kemana-mana. Sumpah kalau ini benar-benar bikin kaki jadi lecet-lecet. Pernah banget nih merasa tertipu *asek*. Jadi ceritanya diundang pesta, trus temen-temen pada ngeyakinin aku kalau jarak tempat pesta itu hanya 20 menit jalan kaki. Ternyata, dong, mendaki gunung, lewati lembah, sungai mengalir indah. Bahkan rumahnya terletak lebih tinggi dari sekolah ku :/ Total? 40 menit jalan kaki plus misuh-misuh.
Overall, yang jadi kuat itu adalah tubuh bagian bawah. Tapi tubuh bagian atas kurang gerak :|
***
Sekian dulu sih. XD
No comments:
Post a Comment