Di pesawat, perjalanan ternyata sih hanya sekitar 6 jam + 1 perbedaan waktu. Sampai di Osaka sekitar jam setengah 11. Trus turun ke imigrasi. Antrian cukup panjang untuk yang punya paspor luar negeri. Tapi karena prosesnya cepat, dan dibagi antara pelajar dan pelancong, jadinya menunggu itu tak terasa :) Di imigrasi mengurus residence card dan izin kerja part-timer. Sampai giliranku, ternyata macet dikit: nama berbeda di lembaran paspor, kartu habis, dan sepertinya muka yang pake kacamata berbeda, jadi harus dilihat berkali-kali oleh petugas imigrasi. Saat-saat begitu, bahasa Jepang secukupnya itu berguna sekali.
Sayang nggak boleh ambil foto di ke-imigrasi-an. :)
Kemudian mengambil bagasi. Di conveyor sudah tinggal beberapa koper saja, termasuk koper aku dan Sasa. Kemudian keluar menuju pemberhentian bus. Pintu bergeser otomatis, daaaannn~~ angin yang super dingin berhembus ke wajah. Cuaca ekstrim dalam satu hari. Oke banget.
Setelah baca petunjuk di bandara, kemudian cari wi-fi gretongan untuk ngabarin ortu dan temen-temen :3
Bawaan :) |
Dari bandara, kemudian naik bis bandara ke Herbis Osaka Station. Bukan stasiun kereta api, tapi halte bus! Perjalanan sekitar satu jam lebih, kemudian turun di halte, menggeret-geret koper! Masih sekitar 20 menit perjalanan dengan langkah orang Indonesia. Cuma sekitar 10 menit kayaknya kalau langkah orang Jepang.
Underground Passage |
UP, sangat sunyi di malam hari |
Masih dengan ketakjuban dan ketidak percayaan bahwa sudah sampai di Jepang, aku berusaha merekam semua kejadian dalam ingatan. Jam menunjukkan pukul 1, tapi masih saja banyak orang ber-jas lalu-lalang di jalanan. Entahlah, lembur mungkin? Walau dingin, aku tidak serta-merta selalu bersin, malah badan terasa segar! Melewati proses geret-geret dan angkat-angkat, akhirnya sih tiba juga di terminal bus. Tapi masih jam 1.30 am! Bis? Jam 7.30 dan hajat kecil minta dibuang!
Intinya sih sekitar 8 jam menahan pipis!
Berat bebanku~~ *nyanyi* Credit: Sasa |
Kemudian, menahan dingin yang teramat sangat, kami mencoba bergerak kesana-kemari. Perut kemudian keroncongan, akhirnya aku pergi mencari bento, sedangkan Sasa bertugas untuk menjaga barang. Ada FamilyMart, semacam Indomart n Alfamart di Indonesia. Banyak pilihan makanan disana: sushi, onigiri, spageti, salad. Tapi bingung banget yang mana yang nggak pake babi. Akhirnya pilihanku jatuh ke bento dengan dua onigiri.
Lumayan. Dan ini makanan terakhir kami sampai 10 jam ke depan! *Credit: Sasa* |
Bingung banget mau ngapain di cuaca dingin ekstrim. Mau tetep diam di tempat dingin, mau jalan-jalan angin yang berhembus dingin banget. AC kalah dah. Tidur telentang, dingin. Tidur duduk, dingin plus pegel. Serba salah!
Kalau kayak gini baru deh kangen udara panas.
Entah apa yang kami lakukan, keliling Umeda Sky Building, mencari tempat hangat (tapi bangunan Umeda Sky Building itu open space! Jadi susah menemukan ruangan yang lebih hangat!) Namun, perlahan jarum menuju ke angka 7 juga. Alhamdulillah
In front of Umeda Sky Building East Tower |
Matahari malu-malu banget menampakkan wajahnya. Kami tetap saja kedinginan! Sampai pada akhirnya kami masuk ke dalam ruang tunggu dan aku pun pipis~~ =]
Perjalanan ke Osaka sekitar 5 jam. Dan dihabiskan dengan memejamkan mata!
Mengenang dinginnya Osaka |
Dalamnya bus Willer :) |
***
Bagian ini khusus tips-and-trick dan detail perjalanan.
Sebelum ke Jepang, apalagi yang mau ikut program pertukaran di HUE, ada baiknya menguasai bahasa Jepang sampai buku dua, minimum. *kalau di Lembaga Bahasa Jepang* Atau tamatkan buku "Complete Japanese 1 dan 2". Berguna banget untuk sekedar mengerti apa yang mereka bicarakan walau nanti kamu akan membalasnya pake bahasa Inggris.
Atur waktu dengan tepat untuk setiap perjalanan, jangan seperti saya yang harus rela kedinginan dan merutuk sepanjang malam. Lebih bagus kalau misalnya pake pesawat malam dan sampai Osaka pada pagi hari, lebih banyak pilihan kendaraan untuk sampai Hiroshima.
Kalau dapat penerbangan malam dan masih di awal musim semi, bawa jaket yang cukup tebal dan jangan pakai baju tipis. Untuk yang perempuan dan memakai rok seperti saya, legging tebal atau skinny jeans di dalam rok is a must! Bukan sekedar celana biasa :)
Bawa snack!
Detail perjalanan:
1. KIX-Herbis Osaka Station
Keluar dari bandara, cari pemberhentian bis nomor 5. Kemudian beli tiket di mesin tiket. Pilih Osaka Station atau Osaka/Umeda Station. Bukan Shin Osaka yak. Nanti turun di Herbis Osaka Station. Harga tiket 1500 yen. Selain harga itu, berarti salah :P
2. Herbis Osaka Station - Willer Bus Terminal
Jangan salah ya, terminal di sana bukan kayak terminal Indonesia. Terletak di salah satu bagian bangunan gede. Dari HO station (turun bis belok kiri) lurus terus sampai lampu merah. Kemudian belok kiri, nyebrang. Jalan lurus terus sampai ketemu, di sebrang jalan sebelah kanan, north exit. Kanjinya (出口) entah apalagi yang tertulis, kalau liat kanji itu berarti kamu sudah berada di jalan yang benar, asek. Menyebrangi jalan, menuju arah pintu keluar stasiun kereta. Belok kiri setelah menyebrang, kemudian jalan saja lurus di pedestrian. Sampai ketemu lampu lalu lintas, di sebelah kiri ada jalan underground passage. Menuju situ. Masuk aja. Setelah melewati underground passage, tinggal menyebrang. Kemudian belok kanan. Terminal bus Willer ada di sekitar 20 meter setelah menyebrang.
No comments:
Post a Comment