27 November 2013

Sweet~~

Itulah
"Yang lulus cepat mungkin bukan menjamin ia paling baik, tetapi sudah dibuktikan ia rajin."

Aku lupa itu quote darimana. 

Ini sih katanya menjadi momok bagi semua mahasiswa. Aku sih tidak berfikir ini momok ya, tapi bingung aja harus mulai darimana. Koq orang-orang dapat ide, sedangkan aku nggak. Udah dapat ide, trus ternyata nggak sesuai dengan konsentrasi. Kemudian, aku mangkir.

Yes, mangkir dari yang namanya skripsi. Aku udah pengen banget yang namanya skripsi magang tuh. Udah jauh-jauh hari aku nggak pernah mikir ide karena telah tertanam dalam hati yang namanya skripsi magang. Sampai-sampai ada tawaran ke Jambi, aku ambil tanpa pikir panjang.

Tapi aku disarankan untuk menemui dosbing dulu dan membicarakan semua apa yang aku inginkan dengan skripsiku. Sampai empat hari kemarin, aku nggak ada niat untuk membuat skripsi klasik. Aku juga udah bete karena sekretaris sang dosen tidak juga menghubungi kapan aku bisa bertemu dengan dosbing. Sampai akhirnya hari Senin kemarin aku memutuskan untuk pergi lagi menemui mbak sekretaris. Eh, post-it yang bertuliskan namaku, nim, dan nomor teleponku terpampang manis di kubikel tempat ia kerja. Aku nggak tahu sih dia sudah menyampaikan ke dosbingku atau bagaimana. Tapi koq aku tidak bisa berfikir positif, karena sudah "ditelantarkan" hampir seminggu.

Aku kemudian diberi e-mail ibu dosbing. Aku minta nomor, nggak dikasih.

Ketika kerjaan sudah mulai sedikit, aku kemudian mengirim e-mail ke ibunya. Introduction, sek. Kirim. Kira-kira jam dua aku mengirim e-mail tersebut. Aku berfikir, mungkin ibunya akan membalas e-mailku besok, dan kemudian aku masih ada waktu sehari untuk bersiap-siap.

Kerja hari itu aku lewatkan dengan berkali-kali mengangkat-tutup telepon dari berbagai orang yang menanyakan program internasional. Karena merasa capek dan lapar, Gita mengajakku ke restoran Korea. Mumpung ada rezeki, langsung tancap saja. Pesan makan, duduk, pesanan jadi, ambil, dan duduk manis. Aku iseng membuka minumku, dan kemudian menyeruput sedikit. Iseng aku membuka blackberry-ku dan kemudian melihat tanda merah berkedip-kedip. E-mail. Sambil memasukkan makanan ke mulut, aku membuka.

"xxx@yahoo.com: Silahkan datang besok jam 8 lebih. Terima kasih"

Seketika aku tersedak.

Aku tidak menyiapkan apa-apa untuk brainstorming besoooookk!! Seketika aku tidak punya nafsu makan lagi. Aku tidak tahu apa yang aku harus lakukan. Alhamdulillah ada Mei yang kemudian bisa menenangkan aku dari segala pikiran negatifku. Kemudian aku langsung mencari jurnal, mempersiapkan dua judul, dan sibuk sendiri. Bahkan aku tidak tahu apa yang aku tulis. Huft.

***
Kantung mata masih tersisa, hasil dari tidur tidak nyenyak. Perut mual-mual. Morning sickness. Jam 8 itu terasa cepat sekali. Jam 8 janjian, aku jam 9.30an baru ketemu. Tapi selama menunggu itu, perutku mual, tangan dingin, kaki lemas. Lebay abis. Sampe-sampe aku bilang ke diri sendiri: "kamu koq lebay sih reaksinya, Nad?". Tapi kemudian saya masuk ruangan beliau sih. Beliau menyuruh saya duduk di sebelah beliau. Tapi kemudian saya lebih tertarik untuk duduk menghadap beliau. Kemudian, selama 20 menit pertemuan, sekitar 15 menitan ibunya mengomentari penampilan saya.

"Kamu dulu nggak segini kan, ya?"
"Iya, tuh. Pemilik ***** casing-nya sama kayak kamu"

Kira-kira itu lah komentar ibunya. 
Dan suasana pelan-pelan mencair.

Dan saya bisa lega. Belum sepenuhnya sih. Tapi bukan momok. Saya janji.

Saya akan menikmatinya.

Dan lulus :)

Masa iya sih udah ditulis di banyak skripsi tapi nulis skripsi aja belum?

25 November 2013

Aldebaran dan Castor, Sekali Lagi

Hai Aldebaran, lama tak melihatmu
Kali ini Castor mencoba melawan takdir
Mencoba memperkecil jarak saat Ras Alhague bertandang
Tetap saja, tetap saja, tetap saja
Walau hanya bintang-bintang kecil yang bertebaran
Ia tetap menjauhkan
Pollux mencoba mengingatkanku
Tapi kau Aldebaran
Pesonamu kuat menusuk
Seperti panah Sagitarius yang langsung mengarah ke hati Orion
Walau tak dilepaskan
Berbahaya
Kita adalah konstelasi yang terpisah oleh bintang-bintang
Berjajar, tapi tak pernah bersatu