9 March 2012

Be A Sixth Term Student

Post ini udah 5 kali dibuat ye, satu, dua, tiga, empat, lima...

Nggak sama sih judulnya, tapi ya kira-kira begitulah.

***

IPK saya naik. Drastis. 0,9 poin :D *pamer* Coba 0,1 lagi... =,=" thanks untuk ketua kelas di kelas Strategic Management yang menghancurkan kesempatan 0,1 itu. Keputusan heboh yang saya ambil semester ini? Tidak mengambil kelas seminar dan mengambil Operation Management as major, trus Marketing for my minor.

Bener-bener heboh. Bagi saya.

Keputusan itu diambil hanya berdasarkan nilai-nilai mata kuliah pra-syarat mata kuliah konsentrasi, bukan pada ketertarikan dulu. Saya juga bingung nih sebenernya kalau ditanya kenapa masuk manajemen operasi yang makhluk cantiknya cuman ada lima, dan minus satu orang yang lagi exchange ke Jepun, minus satu lagi, yaitu saya. Karena saya paling cantik *dilempar sendal*

Pada umumnya semester ini agak tenang ya, soalnya udah keluar dari jabatan. Well, nggak keluar sepenuhnya. Saya mulai lagi bergerilya kesana kemari untuk les bahasa Inggris. Hem, mencari sparring partner sebenarnya, semenjak tiada Fika, si jenius lima bahasa, yang selalu menjadi native speaker. Lebih ke toa sebenernya, bukan speaker (don't be angry Fikabuu.. :p it's a compliment :D) Mulai lagi untuk bergerak mengasah soft skill.

Beberapa hari lalu masih bingung dengan tujuan saya. Sampai ditanya oleh Pak Agastya, di kelas Manajemen Proyek, tentang apa yang akan dilakukan setelah lulus dari FEB. Yang terlintas di benak saya saat itu:

"Saya ingin kerja di Aston, Pak. Ehm, di hotel."
"Kenapa?"
"Cara mereka melayani. Service. How to deliver a good service, Pak. Atau pokoknya yang bekerja dalam bidang tourism and hospitality."

Dan di kelas keesokan harinya, Pak Boyke berkata:
"Segala hal itu berawal dari passion Anda. Kerjakan sesuatu yang Anda sukai."

Saya suka jalan-jalan. Saya suka berpergian. Saya suka makanan hotel dan pesawat.

Saya akan memilih bekerja di tiga tempat ini:
1. Hotel, any three stars hotel. Why? Saya melihat hotel adalah sesuatu yang menyenangkan, sebuah escape, pelarian dari rutinitas. It's just good to help people escaping from their daily activities. Bagaimana setiap hari ada orang-orang baru (tamu) yang kita lihat, dan mungkin bisa berkenalan juga. Mengapa tidak?

2. Garuda Indonesia Airlines. Why? As the leading airlines in Indonesia and many awards that given to it's services, just no doubt being in GIA family is a pleasure. Dulu pernah berandai, kalau saja tidak memakai kacamata dan tinggi mencukupi, pengen jadi pramugari. Tapi setelah sekian kali penerbangan dan meneliti perawakan pramugari dan pramugara, alhamdulillah diberi jalan seperti ini. Teknisi pesawat udara lebih mantap lagi. Sekitar 5am to 10pm working hours, mereka bisa berada di tiga tempat berbeda di Indonesia. Ah, saya belum menentukan ya ingin menjadi apa kalau bekerja di GIA, namun saya akan memilih pekerjaan yaa~ yang memungkinkan saya untuk terbang ke berbagai pelosok Indonesia maupun menjelajahi dunia, dan dapat uang. Yah, posisi itu saat ini di duduki Emirsyah Satar. Tapi saya bersabar. Tunggu kudeta dari saya, Pak! *muka jahat*

3. Air Asia Berhad. Why? Low-cost airlines! =,= Alasannya sih sama ya dengan di atas. Namun Ringgit sepertinya menggiurkan dan saya ingin menjadi pahlawan devisa bagi negara saya. Ngahahahaha :D 

***
Seperti biasanya, cita-cita ini saya bagi dengan bapak tercinta. Call me Daddy's little girl, I do agree. Bermacet-macet ria, tiga jam sebelum mengatur rencana studi, saya rela hanya untuk datang ke kantor beliau dan menunggu beliau pulang agar bisa berbicara empat mata. Mengutarakan ini dan itu. Ketika selesai mengutarakan keinginan dan cita-cita, seperti biasa, beliau terdiam sebentar, berkonsentrasi untuk mengendarai mobil terlebih dahulu, kemudian sambil menunggu lampu hijau menyala beliau berkata:

"Atur saja apa yang kau inginkan, apa tujuanmu, Nak. Hanya, kalau kau mau pekerjaan yang seperti maumu, yang dapat membuatmu bepergian dengan pesawat di executive class atau tidur di hotel mewah, jadilah seperti Papa, bahkan lebih. Kau bisa dapat keduanya tanpa harus memilih kerja di salah satu tempat itu, kan? Intinya, sih : cari kerjaan yang dapat menghasilkan uang banyak. Kalau banyak uang kan kau bisa keliling dunia dan tinggal di hotel bintang lima atau sampai cap bintang tujuh (obat sakit kepala, itu loh). Bahkan bukan dengan uangmu, dibayarin. Ah, tapi bekerja adalah tugas suami. Kau jadi PNS pun boleh, supaya anak nggak keteteran dan suami juga terurus. Tapi sekali lagi, sayang, apapun pilhannya, attuur sajja~"

Dan lampu merah pun berganti hijau.

Kata-kata semacam "suami" dan "anak" pun timbul lagi di benak saya.