23 May 2014

Maya

Ya, daun itu berguguran seiring langkahnya pergi.
Entah kemana
Seiring dengan panas bulan Mei
Hujan bulan Juni
Lekang dan melapukkan
Apapun itu
Menggapai maya yang ia lakukan
Terdengar cekikikan
Namun
Buta tuli
Hanya melangkah yang ia lakukan
Berharap salju lenyapkannya

22 April 2014

Juragan Mi

Jadi ingat ada kontes, "Ini ceritaku. Apa ceritamu?"

***
Cerita ini terinspirasi dari mi instan bermerk Indomie yang dinobatkan sebagai Best All Time Instant Noodle 2011-2012. Si Ninik sekitar hari Sabtu (19/4) memasang gambar iklan Indomie di e-bay. Cukup hebat harganya, satu paket isi 5 bungkus hampir Rp200.000. Kita hitung-hitung untung yang didapatkan si penjual Indomie ini ya.

Indomie yang dia jual adalah Indomie rasa Kari ayam. Harga rata-rata harga Indomie per dus adalah Rp70.000, dan isi satu dus adalah 40 bungkus, sehingga per bungkus +/- Rp1.750. Mari dibulatkan ke Rp2.000 supaya lebih mudah untuk menghitungnya.

Harga jual mi seharusnya:
2.000x5 bks= Rp10.000

Harga jual mi di ebay:
200.000

Keuntungan yang didapatkan oleh si penjual:
(jual mi di ebay-jual mi seharusnya)x(isi satu kardus/isi per paket)
= (200.000-10.000)x(40/5)
=190.000x8
=1.520.000

Asumsi:
-tidak ada biaya untuk bungkus kardus lagi, atau kalau ada, katakanlah 120.000
-pembeli membeli satu kardus alias 8 paket.

SATU KARDUS BISA UNTUNG RP1.400.000!

Kemudian aku sama Ninik berusaha untuk mencari pembeli lewat gmarket, ebay, amazon. Wkwkwkwk. Ninik bilang, "Jual 10 dus aja kita bisa kaya raya, Nad! Bisa bolak-balik Korea beberapa kali dalam setahun tuh :/"

Jadi mikir juga: pengen jadi juragan Indomie di Jepang!

Lebih baik jadi juragan mi daripada juragan rokok* kan?

***
Aku juga ingat banget beberapa hal yang bikin aku pusing sebagai mahasiswa pertukaran pelajar: Bumbu Nasi Goreng yang jadi Rp75k, Gado-gado yang jadi Rp130k, Mie Indomie Goreng yang jadi hampir Rp40k, dan saus sambal yang jadi Rp50k/botol. Fyuuuhhhh...

Beberapa anak HUE yang kemari sering borong Indomie kalau sudah dekat hari kepulangan mereka. Jelas banget alasan mereka: murah dan lebih gurih rasanya. Dengan uang Rp40k, mereka hampir bisa borong satu kardus mi, sedangkan disana cuma bisa kenyang sekali alias cuma dapat sebungkus!

Sebelum pertukaran, aku kira semua omongan, kisah tentang Indomie itu hanya bualan yang ngomong aja. Seorang dosen pernah berkata dia selalu membawa Indomie ketika dia harus belajar di luar negeri. Dua dus, untuk persiapan, dan jika sudah habis bisa nitip teman. Bahkan ketika zaman masih jadi mahasiswa dan beliau jalan ke Inggris, demi menghemat uang, beliau membawa beberapa bungkus Indomie untuk pengganjal perut. Ada lagi yang bercerita bahwa bagaimanapun yang di luar negeri, akan kangen dengan segala macam Indomie, apalagi bagi dia yang penggemar berat Indomie Ayam Bawang. Tapi ternyata, setelah merasakan sendiri, dengan berbagai masalah yang ada (bumbu kurang gurih, kadang nggak ada rasa Kari Ayam yang aku suka, telur ayam yang berbeda dengan telur ayam disini) aku survive sih, tapi pas pulang, hampir tiap hari aja aku makan Indomie.

Apalagi keluargaku penggemar berat Indomie.

Perutku sekarang keroncongan.

***
Tertarik jadi juragan mi di luar negeri?

3 March 2014

My Oldman

It is a little embarrassing moment. Ehm, for me.

Just a moment ago I saw a photo of my dad smiling at my aunt's baby. Suddenly I felt jealous yet pity yet sad. My old superman. No clear sign of oldness (?) but just... Strange feeling came and I wanted to hug him and gave him a grandchild to be hugged. Crazy huh?

Meanwhile, here I am trying my best to hold my tears from falling down.

He is old enough to hear voices of happiness from little angels around him. Playing on his lap and being tickled by his beard. It is been a long time since my oldman's smile, though.
***
Cukup egois sekali aku bilang aku ingin sekolah lagi setelah melihat beliau memeras keringat begitu kerasnya. Egois sekali aku tak acuh pada sinyal yang dia utarakan. Egois sekali aku bermain-main disini, mengaku stress, namun tak melihat stress yang dia alami.

Maaf, Pa.
***

n.b: nanti kita berhentikan saja tukang penjual es krim itu dan kita borong es nya.