27 October 2013

Komik-komik II

Lanjutan dari sini

***
Setelah mengenal berbagai genre komik, aku cenderung lebih memilih komik yang bertemakan kehidupan sekolah, roman, detektif, drama dan komedi. Ketika Aya selalu bercerita tentang Flames of Recca, aku kemudian mencoba membacanya. Tapi tidak suka. Kemudian dia menyuruhku untuk membaca Black Cat, aku langsung jatuh cinta. Kemudian dia meracuniku dengan Ninja Rantaro, lalu menobatkanku sebagai Shinbe,si tukang ingusan, nggak becus lari, gendut, tetapi baik hati. Aya sebagai Kirimaru, si tukang cari duit, yang nggak bisa denger kata diskon, dan kak Jarwa sebagai Rantaro. Menurutku ya, Ninja Rantaro itu komik yang "padat" dan agak susah dimengerti lelucon "permainan kata"-nya kalau nggak bisa bahasa Jepang. Hiks.

Anyway, jadi kangen mereka.

***
Aku 'dikenalkan' oleh Icha komik yang berjudul Imadoki! Cerita tentang Tanpopo Yamazaki, si rumput liar yang masuk sekolah elit. Ekspresinya si Yamazaki itu lucu banget, dan cowok yang digambar oleh Watase Yuu itu keren-keren! Aku akhirnya memutuskan untuk jatuh cinta (?) ke komik-komik yang dikarang oleh Watase Yuu. Dan imajinasiku-pun berkembang tak tentu arah. Ini dia komik-komik yang beliau buat yang sudah aku baca dan perilaku-ku ketika membacanya.

1. Alice 19th
Baca komik ini bikin ngakak sendiri, ketika Kyou Wakamiya menampakkan ekspresi suka banget sama Mayura. Belum lagi nama bapak Kepsek SMP yang sama kayak mantra yang harus diucapkan Kyou dan Alice agar Mayura sadar dan lepas dari genggaman Maram Master. Ngakak berat bos! Ah, aku suka banget sama komik ini! Sampai-sampai aku dulu menghapal Maram Words dan Lotis Words beserta lambangnya. Iye banget dah!

2. Imadoki!
Baca komik ini, jadi suka bunga-bungaan, nyari arti bunga, kemudian berharap bisa pake seragam kayak di Meio Academy. Belum lagi bela-belain beli selai, biar bisa dipake wadahnya setelah habis untuk dimasukkin kelopak mawar *ehem*. Tapi akhirnya setelah habis, wadah selai itu dimasukkan merica oleh mama. T_T jadi nggak bisa dimasukkan kelopak mawar. Aneh dong mawar aroma mericaaa~~ Jenis cerita komik ini rasanya banyak disadur oleh mangaka lain, dan juga skenario TV. Aku ingat, dulu stasiun TV swasta di Indonesia pernah menayangkan sinetron yang mirip-mirip cerita Imadoki! dengan bintang Agnes Monica, tapi lupa judulnya apa.

3. Appare Jipangu!
Komik ini yang bikin aku tambah jatuh cinta sama Watase Yuu. Komik yang harusnya sedih, karena bertemakan anak yang dibuang dari orang-tuanya dan mencari kembali orang-tuanya yang hilang dengan alat-alat canggih (?) yang dibuat oleh orang tua angkatnya, tapi perbuatannya aneh-aneh. Gagak yang pintar gambar-lah, Samon yang ngira Yusura cowok dan mengira dada Yusura itu bengkak dan mau diobati-lah. Ckckckck. Kelakuan saya? Meniru gaya Hikeshi-ya dengan Kongoumaru yang terbuat dari sapu di kamar. Kemudian adik saya masuk kamar saya terheran-heran melihat kakak-nya "beraksi" pake sapu dan mengucapkan "AKU HAPUSKAN KESEDIHANMU!" *towew*

4. Kiss Me with Mint/ Mint de Kiss Me
Waktu dijual, komik ini berhadiah cincin berwarna perak dan ada hiasan berbentuk love dengan liontin imitasi. Dari komik ini juga aku tahu istilah Yamato Nadeshiko. Cincin ini rencananya saya pakai terus dengan harapan ada yang memperhatikan cincin itu kemudian bertanya, "dari siapa, Nad?". Komik dibeli hari Sabtu malam, tidur pun dipakai. Minggu pagi, saya merasakan jari manis tangan kanan gatal-gatal. Saya masih tetap keukeuh  untuk memakainya. Akhirnya pada malam hari saya tidak tahan lagi dan akhirnya cincin itu saya lepas. Meninggalkan bekas merah di jari manis saya yang sampai keesokan harinya pun masih gatal.

5. Pajama Party/ Pajama de Ojama 
Ini karya debut Watase Yuu. Katanya tuh, kalau misalnya kita pake piyama yang sama kayak orang yang kita suka, terus kemudian menaruh fotonya di balik bantal kita, orang yang kita suka bakalan muncul di kamar. Walaupun tahu itu bakalan nggak terjadi, tetap aja deh dilakukan. Karena nggak punya foto orang yang aku suka, yasudah deh namanya saja yang aku taruh di bawah bantal. Hasilnya? Efek sugesti, dia muncul dalam mimpi saya -^O^-


 6. Epotoransu! Mai
Sebenarnya yang dipakai oleh Mai adalah notebook. Tapi masa-masa SMP adalah masa-masa dimana Alfalink itu menjadi sesuatu yang canggih. Iseng-iseng *lagi* saya ketik 'epotoransu', teman di sebelah saya bilang, "Kamu kecanduan komik, Nad. Berharap ada yang keluar dari Alfalink, gitu?"

Iya. T^T


***

Yang lain yang pernah aku baca sih Delicious Study (Oishii Study) yang nama karakternya semua adalah nama-nama buah. Sampai sekarang sebenarnya aku masih membaca komik karangan Watase Yuu. Yang masih ongoing sih Arata Kangatari a.k.a Arata. Sebenarnya sih iseng, karena sudah lama tidak menyewa komik, akhirnya saya memutuskan untuk menyewa komik lagi. Iseng-iseng saya cari komik, eh, muncul Arata - Watase Yuu. Tanpa ba-bi-bu aku langsung bilang ke mbak penjaga rental untuk menunjukkan dimana volume lengkap Arata berada. 1-6 aku pinjam, dan nomor 7 aku beli hari ini. Tanggal 6/11 nanti volume 8 keluar. Iseng-iseng aku buka manga-fox, Arata sudah mencampai volume 21. Aku berniat membaca di Mangafox saja, tapi.......

Kali ini sepertinya aku akan bersabar demi Arata. *loh*

Komik-komik I

Lagi ketagihan baca komik. Hampir setiap 3 hari sekali saya memborong 10 komik kemudian membacanya sampai larut malam. Jadi ingat komik pertama saya, Doraemon :D Memang belum bisa dibilang maniak komik sih, karena saya pilih-pilih genre. Kalau di urutkan sih Doraemon yang tetap di urutan paling pertama soal komik favorit. 

Tapi kalau soal pengarang komik favorit, itu lain lagi.
***
Zaman kelas satu eS-eM-Pe, saya mencoba untuk beralih dari Detektif Conan dan Doraemon ke serial cantik. Sebelum itu sih, saya dulu pernah membaca Candy-candy, Rabu-rabu, Lucky Seven. Ah, juga serial Mari (Silver Toe Shoes, Lovely Mari, Mari, dll yang bercerita tentang balet). Kalau baca Candy-candy, mau banget ditolongin pangeran kayak Anthony; baca Rabu-rabu pengen banget makan Taiyaki -padahal nggak tahu Taiyaki itu apa- trus berkhayal bisa jadi cewek kayak Rabu-rabu; dan Lucky Seven, komik tentang cewek kembar, satunya aktris yang cuantik berat, dan satunya cewek tomboy yang punya kemampuan berubah menjadi seperti kakaknya ketika mengucapkan satu sampai tujuh. Baca Mari (cerita Mari ini kayak cerita serial Kho Ping Hoo, nyambung-nyambung) pengen jadi penari balet. Sampe hapal apa itu Grand Jete, Pas de Deux dan lakon-lakon seperti Swan Lake, The Nutcracker, Giselle. Duh! Jadi inget hampir dimasukkan sekolah balet gegara badan yang lentur ini. Tapi apa daya, dulu sekolah balet mahal bet.

Ketika punya uang jajan lebih, saya lebih suka untuk beli komik daripada beli baju. Sampai ingat ancaman orang tua: "Kamu boleh beli baju banyak, tapi nggak boleh beli komik! Bulan ini kalau kamu mau beli komik, sana, tabung uang jajan! Ini Papa-Mama kasih uang. Tapi ingat, kalau kamu beli komik, nggak ada uang jajan!". Segitunya, kan? Saya dikasih uang untuk beli baju yang notabene lebih mahal dari komik, tapi nggak boleh beli komik. Pernah saya keluar air mata di mall cuma gara-gara diancam begitu setelah sekian lama bersabar nggak beli komik. Hihihihihi.

Ah, iya. Usaha saya untuk beralih dari Detektif Conan dan Doraemon pun dimulai. Tapi tetep, Doraemon sih ternyata tidak bisa dihindari. Ketika uang jajan terkumpul banyak, saya bersiap untuk membeli tiga komik. Niatnya sih untuk membeli komik selain Doraemon. Tetapi ternyata tidak bisa. Ketika sampai di Gramedia, saya langsung memegang dua komik Doraemon Petualangan. Kemudian saya pergi ke bagian serial cantik. Tapi koq gambarnya nggak ada yang menarik hati, kemudian juga komiknya bersambung. Akhirnya saya putuskan untuk mengambil satu komik berjudul "When You Look at Me Like an Angel". Kalau nggak salah ingat tuh cerita tentang cewek yang suka tenis, tapi kakinya cedera, gitu-gitu deh. Romantis abis. Salah, romantis pada masanya.

Tapi karena bingung mau beli apa, akhirnya saya memutuskan untuk baca-baca gratis di Gramedia. Btw, dulu Gramedia 'menyediakan' buku-buku yang dibuka dari plastiknya dan membiarkan orang-orang membaca dulu isinya sebelum membeli. Sekarang jarang ih. Hiks. Kemudian saya rajin baca buku (?) karangan Mito Orihara. Itu loh buku yang kecil banget dan isinya seperti mini novel, halaman bergambarnya hanya sedikit. Itu disebut apa ya? Aku rajin baca buku itu setiap ke BC (Balikpapan Center), pada saat aku nggak dikasih uang untuk beli komik. T_T. Buku itu juga asyik, soalnya ada yang cerita tentang tokoh utamanya, kalau nggak salah namanya Miho. Kehidupannya Miho mulai dari zaman SMP, sampai dia ulang tahun ke 17. Ada juga yang cerita tentang ibunya Miho, kakak-kakaknya Miho, dari sudut padang pacar Miho, dan banyak lagi deh. Pintar banget yang ngarang, soalnya kalau kelewatan baca satu aja, kadang bisa nggak ngerti.

Tapi, niat koleksi komik itu agak memberatkan sebenarnya. Dengan kehidupan dompet yang besar pasak daripada tiang ini, aku harus memutar otak sih. Ban alias larangan dari orangtua sudah dicabut (mereka akhirnya nyerah ketika aku selalu merengek-rengek minta beli komik mulu), tetapi aku tetap saja haus akan komik. Pinjaman dari teman-teman tidak menghilangkan dahaga untuk membaca komik, lagi dan lagi. Dari teman-teman pula aku mengenal komik Imadoki!, Slam Dunk dan Black Cat. Bertambahnya judul komik yang dibaca, membuat aku kenal orang lebih banyak, dan keluar uang lebih banyak untuk mengikuti serial itu.

Sampai kemudian tempat yang disebut "rental komik" menjamur di Balikpapan. Di dua tempat rental komik, diriku termasuk "20 anggota pertama" dan punya berbagai macam keistimewaan. Tambahan komik ketika meminjam, tambahan hari, tambahan stempel, dan tambahan teman. Mbak-mbak dan mas-mas rental komik bahkan pernah menawariku pinjam tanpa membayar! Belum lagi kalau misalnya hari Sabtu, bapak pulang cepat dan kemudian mau menemaniku ke tempat rental komik, dan kemudian aku bebas untuk menyewa 10 buah komik! Padahal, kalau hari biasanya aku cuma dapat 2 atau 3 komik saja :D

Jadi kangen... *sroooot*

22 October 2013

Waktu Berlalu

Liburan Id Adha kemarin sempet banget ke Sulawesi Utara, tepatnya ke Kotamobagu. Sudah lama sekali rasanya tidak menginjakkan kaki ke ke tanah Celebes. Rasanya syukur ini sudah tidak bisa diungkapkan lagi. Tahun ini tahun jalan-jalan bagi saya. Ah, senang!

Melihat Oma sudah semakin tua. Aku takut sebenarnya ketika beliau tidur, bagaimana kalau itu adalah tidurnya untuk terakhir kali? Rumah Oma rasanya kecil untukku yang berbadan super subur ini. Terakhir kali sepertinya sekitar 8 tahun lalu aku tidur di rumah Oma. Tentu banyak yang berubah: pohon manggis, satu-satunya pohon yang pernah aku panjat, "kantin" depan rumah yayi, anak kecil yang semakin banyak -cucu, cicit Oma.

Banyak yang pergi selama aku tidak pulang. Pergi untuk selamanya.


Kakek, Oom, Tante, sepupu.

Saya tahu, bahwa kematian itu adalah sesuatu yang pasti dan semua orang pastinya akan mendapat giliran itu. Tapi rasanya baru kemarin aku bertemu dengan mereka itu. Sekarang mereka sudah tiada.

***
Tapi ada perpisahan, biasanya ada pertemuan, 'kan?

Akhirnya saya bertemu dengan teman lamaaaaaaa~~ sekali. Winny namanya. Dia sempat menjadi teman satu kelas saya selama 6 bulan ketika sekolah di Balikpapan, kemudian dia pindah ke Bitung, Sulut. Hanya 6 bulan sih, kemudian dapat kontak BBMnya pun dari Pipit. Cuma bertanya kabar, itupun sekali. Kemudian karena saya bukan BBMers, alias orang yang lengket dengan BBM, kontak-kontak di BBM terkadang hanya menjadi penghias telepon semata.

Sampai kuganti status BBM kemarin, tepat 8 jam sebelum pulang: "Sulawesi Utara: pulang". Aku sudah niat untuk mengirim pesan ke Winny, tapi ku urungkan niat karena batrei sudah hampir habis. Baru aku duduk manis di depan televisi, kemudian telepon genggam bergetar, lampu kedap-kedip berwarna biru: ah BBM. Winny! Panjang umur!

"Kamu dimana, Nad?"

Kemudian aku minta diculik. Dari kawasan Boulevard dia jauh-jauh menculik aku ke Paniki, hampir daerah Mapanget, kemudian kembali membawa aku ke kawasan Mega Mall. Hampir jam 9.30 malam kami baru berada di taksi, entah mau kemana. Tapi akhirnya sih ke kawasan Mega Mall, berhenti di satu cafe.

Ngobrol, dari jam 10 sampai jam 2 malam. Padahal aku harus ke bandara jam 4 demi penerbangan jam 6. Aku akhirnya sih curhat, dia pun begitu. Membicarakan orang itu, aku seperti hidup dalam kenangan. Aku nggak pernah tahu sebenarnya siapa orang itu. AKu bahkan jadi ragu bahwa aku mengenalnya.

Rasanya baru itu aku curhat semuanya. Sedih, senang. Tapi lebih banyak senang karena akhirnya bisa bertemu lagi dengan Winny :)

Bertemu dengan dia di lain kesempatan ini, rasanya baru sadar kalau semuanya sudah berubah. Penampilan Winny berubah, begitupun penampilanku. Yang paling kerasa sih, umur. Sudah tambah tua aja.

Setelah puas mengobrol, kami berjalan-jalan sebentar sambil melihat laut yang diterangi bulan. Winny berubah penampilan luarnya saja, jadi lebih cewek Manado, tapi kelakuan masih Winny banget :p

Akhirnya sih jam 5 pagi ke bandara, pelukan terakhir sebelum pulang. Sambil tersenyum kemudian dia berkata, "Semoga nanti yang ketemu lagi bukan cuma kita berdua, ya, tapi sama yang lain juga,". Aku kemudian mengaminkan dalam hati.

Jam 6, diiringi matahari yang muncul dari horison. Aku melanjutkan perjalanan :)