4 January 2010

Masihkah Islam Berjaya dalam Ilmu Pengetahuan?



Ilmu sangat penting dalam Islam, dan Islam sendiri tidak bisa dipisahkan dengan ilmu. Dalam Al-Quran sendiri kata ilmu dan kata jadiannya diulang-ulang tidak kurang dari 800 kali. Bagitu pentingnya ilmu dalam Islam sehingga Allah berfirman : “Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang beriman diantara kamu dan orang yang berilmu pengetahuan beberapa derajat...” (QS Al-Mujadilah : 11). Dalam masa kejayaannya, perkembangan ilmu pengetahuan dan agama Islam terintegrasi dengan baik; banyak cendekiawan muslim lahir dan menghasilkan karya yang masih dipakai hingga sekarang. 
Pada masa sekarang, saya melihat ada pemisahan antara agama dan ilmu pengetahuan. Padahal sebenarnya ilmu pengetahuan itu biasanya bereferensi pada agama. Dalam Al-Quran sendiri memang tidak ada istilah iptek secara langsung, tetapi berupa isyarat-isyarat. Ketika ilmu pengetahuan tidak  terintegrasi dengan agama, yang terjadi bisa saja kehancuran dan kekhawatiran.
Saya mencoba mengadakan penelitian di tempat tinggal saya (kost). Dari 15 orang penghuni kost dan dari berbagai macam fakultas yang berbeda, terlihat sangat jelas pemisahan antara agama dan ilmu pengetahuan. Ilmu atau pendidikan agama hanya diberikan kira-kira 2 SKS. Selanjutnya, tidak ada integrasi antara kurikulum atau bahan kuliah yang diajarkan dengan agama. Kita masih berkiblat pada barat untuk urusan ilmu pengetahuan dan memakai pikiran para ilmuwan barat. Contohnya saja pada mahasiswa yang belajar di Fakultas Ekonomika dan Bisnis. Pendidikan Agama Islam diajarkan terpisah. Walaupun masih dalam delapan matakuliah wajib semester ganjil. Tidak ada sistem ekonomi Islam yang diajarkan di dalam pertemuan kuliah. Kalaupun ada hanya sedikit sekali dan tidak dilanjutkan pengajarannya karena mahasiswa non-muslim juga belajar dalam satu kelas. Memang dalam PAI I diajarkan tentang ekonomi Islam, tetapi tidak mendalam. Dalam hal ini, agama dan ilmu menjadi dua domain yang berbeda dalam kehidupan manusia.
Padahal, banyak pemikiran cendekiawan muslim yang diambil oleh barat. Contoh dalam bidang ekonomi yaitu pemikiran Ibn Khaldun yang dalam teori ekonomi sekarang disebut backward sloping supply curve. Pemikiran Ibnu Khaldun ini diajarkan dalam matakuliah Pengantar Ekonomi sebagai Laffer Curve (menjelaskan bagaimana pendapatan pemerintah dari pajak suatu saat dapat menurun). Memang Laffer dalam pemikirannya berkata bahwa Beliau terinspirasi oleh Ibnu Khaldun, tetapi mengapa kita sampai bisa ‘kecolongan’? Belum lagi yang terkenal, Ibn Sina atau oleh barat disebut Avicenna. Bukunya Al-Qanun fi Al-thib disadur oleh barat dan akhirnya dijadikan buku teks wajib oleh dunia kedokteran.
Dahulu, ketika Islam menjadi satu dalam kehidupan manusia, menjadi pedoman di segala aspek kehidupan, Islam mencapai masa kejayaannya. Ketika agama dipisahkan, antara dunia dan akhirat menjadi suatu hal yang terpisah, sulit untuk mencapai kepuasan. Pasti ada hal yang kurang dan menimbulkan kecemasan. Apakah ilmu pengetahuan itu sebenarnya berguna atau malah ada untuk menghancurkan kehidupan manusia.
Seharusnya, ilmu pengetahuan atau matakuliah di fakultas-fakultas atau lebih khususnya dalam matakuliah yang diambil dalam Fakultas Ekonomika dan Bisnis, dimasukkan pengetahuan tentang ekonomi Islam, dan termasuk dalam Matakuliah Keilmuan dan Ketrampilan, bukan hanya sebagai materi dalam matakuliah PAI, agar kita mengetahui dan dapat mengkaji lebih dalam tentang ekonomi yang berlandaskan Islam. Jangan sampai kita sebagai umat muslim hanya mengetahui sedikit saja tentang ekonomi Islam. Malah orang-orang barat yang mengambil pemikiran orang-orang Islam dan mengaku sebagai hasil pemikiran mereka.
Insya Allah, jika kita bisa belajar Ilmu Agama yang notabene adalah Fardhu ‘ain dan juga wajib mempelajari ilmu pengetahuan yang lain –fardhu kifayah- niscaya ilmu pengetahuan bisa terintegrasi dengan baik dengan agama dan akhirnya bisa menerapkan ilmu-ilmu tersebut di jalan-Nya, untuk kemajuan umat Islam itu sendiri.
Sumber :
Al-Quranul Karim
Mankiw, Gregory N. 2006. Principles of Economics. Jakarta : Salemba Empat.
Tim Dosen PAI UGM. 2006. Pendidikan Agama Islam. Yogyakarta : Badan Penerbitan Filsafat UGM.

Wahai Semangat Jiwa..


Saat merenungi sesuatu yang bernama : Hidup

Aku tiba-tiba saja ingin bangun, dan menuliskan ini. Saat aku terlalu merindukan orang-orang yang biasa disebut sahabat. Aku memilih sangat sedikit orang yang bisa aku kategorikan sebagai sahabat. Walaupun aku tahu, aku sangat tidak bisa memelihara yang mereka sebut jalinan persahabatan. Naif. Di satu sisi aku sangat mengagungkan persahabatan, tapi aku terlalu sibuk untuk mengeratkan tali itu. Sehingga perlahan semuanya lepas. Entah kemana.

Dalam dunia yang mereka sebut individualis ini, aku masih optimis akan mendapatkan –setidaknya- satu sahabat lagi. Aku tahu Tuhan telah memilih orang-orang terbaik untuk keluar dan masuk hidupku. Aku mengharap, sangat berharap bahwa aku akan mendapat sahabat lagi –selain sahabat untuk hidup tentunya, karena Tuhan telah memilih itu jauh sebelum dunia ini ada.

Ketika hati merasa kering kerontang, dahaga akan perhatian sahabat, canda, tawa yang seakan tiada habisnya, obrolan yang tak bertepi, pembelaan yang kalian lakukan, tangis yang kalian urai untukku. Aku rindu semuanya. Aku lelah hidup di dunia yang tak perduli, yang memikirkan khuda dan khudi, aku lelah. Aku ingin bertemu kalian.

Aku INGIN bertemu kalian.

Tapi sekedar inginku. Banyak yang harus ku lewati  untuk bertemu kalian. Hanya anganku yang sampai. Kalau saja kalian hanya sepelemparan batu dariku atau aku bisa menempuh jarak dengan motor, aku akan mendatangi kalian. Aku akan menatap senyum kalian. Aku tidak akan berkata-kata. Aku hanya ingin kalian, membasuh semua sepi dengan sapaan. Memecah pesimisku dengan semangat.
aku RINDU kalian





2010 juja :d

ASSALAMU'ALAYKUM!

JENG! JENG!

aku nggak tahu apa yang harus aku buat dalam postingan kali ini. Yang jelas resolusi tahun 2009ku hancur abis!


1. Masuk perguruan tinggi favorit dengan jurusan favorit dan jalur khusus. Tidak Tercapai! Oke lah masuk UGM tapi dengan prodi yang JAUH berbeda dengan keinginan
2. Dapet banyak sahabat. Tidak ada sahabat yang menggantikan Becca dan Ninik. Semua orang INDIVIDUAL!
3. Jadi kurus. Selain sang belahan hati yang tidak membolehkan saya kurus, kayaknya kurus adalah mission impossible karena ada garis keturunan gendut dari sononye
4. Nilai bagus. I'm hopeless person! Butek banget dengan yang namanya ekonomi. Tapi, Man Jadda wajada. When there's a will there's a way!


Ya, Insya Allah bisa lebih baik lagi di tahun 2010 masehi ini :D

Amin