Part One : There’s A Place Called Hotel
Entah mengapa aku selalu girang kalau udah tidur di hotel. Bantal lebih empuk, makanan yang –yaa lumayan- enak, dan orang-orang yang tidak ku ketahui yang berseliweran.
Sekitar jam 11 wita terbang dari Balikpapan menuju Jakarta, menggunakan Garuda. Dua jam perjalanan aku habiskan dengan menonton Just for Laugh (acara komedi gitu dari Kanada) sampai perut keram menahan tawa. Waks. Ohya, nggak lupa senyumku yang terlebar ketika makanan datang. Selalu, makanan dari pesawat juga selalu aku tunggu. Norak? Iya. Walaupun porsi kecil, tapi kan jarang-jarang dapat makanan dari pesawat *nggak mau kalah *
Dari bandara, langsung ke Senayan, tempat grup berkumpul untuk melaksanakan, yang mereka bilang, manasik umrah. Nah, dasar orang kampungan, diriku selalu menunggu yang namanya makanan hotel. Sambil menunggu di meja aku membaca bundelan dari travel yang berisikan nama-nama calon umroh. Satu meja diisi oleh 7 orang; oma, mama, aku, dua adikku kembar itu, abang dan papa. Aku memandangi sekeliling: dimana yak meja prasmanan untuk makan? Cacing di perutku udah demo menuntut bahan bakar untuk kelangsungan hidup mereka (cacingan, eh?)
Setelah melihat titik tempat orang berkumpul untuk makan, diriku pun ikut mengantri dan masih menyapu pandangan ke Ballrom hotel Century yang cukup gede. Hemm.. Apa ada orang yang aku kenal ya? Siapa tahu aku bisa bertandang ke kamar dia kalau aku bosan. Eh, koq ada Trans TV yak? Wah mau masuk tivi neh *dandan*
Ternyata aku cukup lama menyapu pandang, sampai mama harus mendorongku untuk maju mengambil nasi. Hem.. Nasi, ayam kecap, cap cay, dan, kerupuk udang. Dessert: pudding coklat/vanilla dengan fla dan buah-buahan potong. Yummy. Nggak selalu kan makan lengkap dengan dessert :9 Acara makan sembari mendengarkan pengumuman-pengumuman berlangsung dengan tentram sampai mama mencolekku dan bilang : “Nez, ada Ian Kasela”. Hah? Aku langsung melihat ke arah mama menyuruhku melihat. Wew, masih aja dengan kacamatanya. Lagu Cinderella langsung bermain di kepalaku.
Pantesan ada Trans TV, ternyata mau shooting Ian Kasela, bukan aku dan keluargaku. *Plaak!*
Habis Maghrib baru manasik umrah selesai.
Aku sekamar dengan Kakak.
Mataku langsung mencari daftar makan-di-kamar oleh hotel dan… Makan lagi :))
Maklum, makan udah hobi~
Dengan persetujuan Pemerintah (baca: papa) dan Menteri Keuangan (baca: mama), bergembiralah para rakyat jelata (baca: aku, ketiga adikku) karena dibolehkan untuk memesan makanan biasa yang tergolong mahal itu. Jelas, karena dimasak oleh seorang koki. Rupiahnya tidak usah dijelaskan karena makanan yang dimakan 1 kali itu harganya sama dengan tiga kali makan dikali 15 hari makan, di Jogja, buatku, sampai perut kenyang. Oma yang sudah tidur itu pun terbangun gara-gara kami sibuk menentukan makanan apa yang kan dimakan. Akhirnya pilihan jatuh kepada gado-gado dan ayam kremes.
Puas makan, kami tidur dengan muka bahagia :D Perut kenyang hati senang :D
Persiapan esok ke Jeddah :D
To be continued
No comments:
Post a Comment