Udah dua hari kemarin tanganku keseleo.
Yang jelas kalau untuk menggerakkan pergelangan tangan susah. Makanya sudah dua hari pula aku nggak ada keluar, bahkan sekedar untuk mencari makan. Thanks to Mbak Ulya yang sudah memberitahu dimana tempat urut yang oke dan sudah menemani Nad ke sana.
Long story short, hari ini Nad mengundur jadwal belajar Ekonometrika alias Econometrics dengan Aswin untuk pergi ke tukang urut itu. Aswin menyarankan untuk datang ke tempat Bang Udin. Ketika aku tanya ke Mbak Ulya, dia bilang, "Mungkin juga si Bang Udin itu, Nad. Aku juga lupa pokoknya ada Haji, haji gitu Nad. Terkenal banget koq orangnya." Karena aku nggak tahu dan udah sakit banget, aku manut aja.
Sampai di sana, ternyata beliau buka praktek jam 4. Errr~ jam di tangan masih jam 3. Akhirnya makan dulu deh sambil menunggu.
Jam 4 datang dan pasien sudah banyak. Tapi satu demi satu pasien masuk dan, nggak nyampe 5 menit kemudian giliranku. Waks, cepet amat. Eh, aku kira tanganku bakal dipelintir-pelintir nggak jelas dan aku bakal teriak-teriak gaje (nggak jelas) di dalam ruangan. Aku udah mikir kalau orangnya itu bakalan udah tua, yah serem abis dan aku bakal nangis kejer-kejer bergulingan nggak jelas gitu.
Ternyata salah besar.
Penampilannya mirip Hagrid di Harpot.
Aku langsung tenang. Dilihatnya pergelangan tanganku, dia mengucap basmalah dan memijat telak di tempat yang sakit.
Nggak sampai 2 menit. Selesai. All gone, sodara-sodara.
Aku memandang tak percaya ke dia. Dia menatapku dan menghisap rokoknya. Pas aku tanya berapa, dia bilang seikhlasnya. Aku lirik mbak Ulya. Mbak Ulya menunjukkan mimik muka yang tidak aku ketahui maksudnya dan aku melirik Bang Udin lagi.
apa yang terjadi?
...
...
Aku merinding melihatnya.
...
...
...
Dia terlelap sodara-sodara. Aku shock. Masih memegang puntung rokok!
Aku pun keluar meninggalkan suasana mistis di dalam ruang pijat itu.
Anyway.
Kalau keseleo di Jogja, langsung ke Bang Udin, Jalan Jambon (Magelang). Dijamin.
Ternyata salah besar.
Penampilannya mirip Hagrid di Harpot.
Aku langsung tenang. Dilihatnya pergelangan tanganku, dia mengucap basmalah dan memijat telak di tempat yang sakit.
Nggak sampai 2 menit. Selesai. All gone, sodara-sodara.
Aku memandang tak percaya ke dia. Dia menatapku dan menghisap rokoknya. Pas aku tanya berapa, dia bilang seikhlasnya. Aku lirik mbak Ulya. Mbak Ulya menunjukkan mimik muka yang tidak aku ketahui maksudnya dan aku melirik Bang Udin lagi.
apa yang terjadi?
...
...
Aku merinding melihatnya.
...
...
...
Dia terlelap sodara-sodara. Aku shock. Masih memegang puntung rokok!
Aku pun keluar meninggalkan suasana mistis di dalam ruang pijat itu.
Anyway.
Kalau keseleo di Jogja, langsung ke Bang Udin, Jalan Jambon (Magelang). Dijamin.
No comments:
Post a Comment