: sebelum ku selesaikan tugasku, karena ada sesuatu yang mengganjal
Akhir-akhir ini, perasaanku hanya dua warna, kesal dan sedih
Kemudian ada yang mengenalkan kata cemburu, yang aku kira tak bakal tumbuh lagi.
Yap, yap, sudah aku kira pesonamu itu tak hanya memikatku, tapi juga memikat wanita lain. Ah, siapa dirimu, bahkan tak pernah kulihat lagi wajahmu. Penting? Iya, coba dong gambarmu itu tak melekat di dinding, aku kan bakal tak melihatmu terus. Lalu kusalahkan hal ini pada siapa? Kalau aku mengambil gambar itu, kemudian semua akan terbongkar?
Dan apa yang kamu ucapkan kemarin, membuatku menyadari satu hal.
Dirimu masih jauh untuk kugapai, dan kau adalah salah satu dari sekian banyak pilihan yang patut untukku.
Ah, Nagata.
Yang kulihat dirimu dalam jas itu.
Siapa aku?
Aku adalah orang yang memendam perasaannya.
Walau ketika angin berbisik,
"Sampaikan padanya lewat diriku,
takkan sampai padanya pesan itu.
Temanku akan menyampaikannya
atau ia akan hanya menyimpannya,
atau mengirimnya kepada yang lain"
aku terdiam.
Betapapun aku ingin dia tahu, betapapun aku tak akan lupa tatapanmu, betapa inginnya diriku berbicara, jika tidak takdir dituliskan, tidaklah semua akan terjadi.
Hanya berdoa untuk kebaikanmu.
Dan hatiku.
Agar ia tak cemburu.
No comments:
Post a Comment