20 January 2014

Farewell

*Now playing: タイム。トラベル-The Spitz

Lagi menarik diri dari dunia sosial sambil menyeruput segelas Mocha ketika aku mendengarkan satu lagu ini. Kemudian lagi deh anganku berkelana :)
***
Kalau lagi kelas siang, biasanya aku naik bis jam 9.20an. Jam menunjukkan angka 9.10. Jam segini mah di halte bis sudah sepi, kelas susah mulai dari 10 menit lalu dan aku malah baru berjalan dari apato. Lapangan parkir yang ada halte bis itu lagi direnovasi dan berisik. Jadi aku memutuskan untuk mendengarkan lagu dari daftar lagu favorit. Aku asyik mendengarkan lagu, sampai seseorang menyapa aku.

"Suramat syiang. こんにちは"
Aku tergagap-gagap dan kemudian buru-buru melepas earphone-ku.
"あ、はい。こんにちは~” Ah, ya. Selamat siang." Aku terheran-heran dengan kakek berseragam satpam *begitu kelihatannya* yang menyapa aku.
"インドネシア?" Indonesia? tanyanya.
"はい!インドネシア人です" Ya. Orang Indonesia, jawabku.
"Anu, itu ada lagu dari Indonesia yang saya suka. Ceritanya tentang sungai." kata kakek itu.
"Hem?"
"So-ro. So-ro"

Sampai di bagian 'So-ro' ini aku agak bingung. Dengan susah payah kakek itu menjelaskan bahwa dia suka lagu Bengawan Solo. Ketika aku sudah menangkap apa yang beliau maksud, kemudian kita bernyanyi bersama. 

"Saya ingin pergi ke Indonesia," kata Kakek itu.
"Mari, ke Indonesia, Kek. Saya tunggu." jawabku sopan.
"Tapi yah, kau tahu, aku sudah tua. Uangpun tak cukup. Umurku tak sampai. Hanya dalam pikirku saja."
"Ah... Begitukah..."
"Aku suka Indonesia, terutama lagu Bengawan Solo itu. Indah. Ingin sekali menjejakkan kaki di sana. Negerimu indah sepertinya."
"Indah sekali, Kek. Tapi aku juga suka Jepang. Apalagi Hiroshima."
"Sungguh? Syukurlah," kata Kakek sambil menunggingkan senyum di wajah tuanya.

Bersamaan dengan berakhirnya percakapan kami, bis-ku pun datang. Aku pun menoleh kepada kakek itu.

"Ya, ya, ya. Pergi. Nanti kamu terlambat. Sehat selalu, ya. Belajar yang baik. Semangat!"
"Iya, Kek. Sampai jumpa lagi!".

Kemudian aku membungkukkan badan, melambaikan tanganku, dan memasang senyum selebar mungkin. Kakek juga melambaikan tangannya kepadaku dan memastikan aku masuk dan duduk dalam bis. Aku tergugu. Itu penjaga Kodoukan yang mbak Zulfa bilang. Beliau suka dengan Bengawan Solo dan Indonesia. Walaupun aku sebenarnya hanya tahu sebagian kecil yang beliau omongkan,, tetapi aku berharap aku dapat bertemu dengannya lagi.

Tapi ternyata itu adalah pertemuan pertama dan terakhirku dengan beliau.
***

*Now Playing Bengawan Solo- Nggak tau siapa yang nyayi versi ini*

Bengawan Solo akhirnya aku nyayikan di acara perpisahan Joo Minhyuk di Bistro Depan Rumah. Suara sih menghancurkan dunia, yak, tapi alhamdulillah dibantu oleh ibu-ibu itu, jadi aku tinggal ikut nada ibu-nya saja. Ketika bernyanyi pun suaraku goyah, teringat kakek dan kenangan itu. Tapi kata si Minhyuk suaraku buat dia tersentuh (pengen nangis kayaknya. Nangis mau nyuruh aku berhenti tapi nggak bisa TvT)

Di acara perpisahan itu juga kita bernyanyi lagu Kemesraan. Lagu ini sepertinya terkenal karena dinyanyikan Eru dan Hyorin, si Prince of Ballad dan Mbak Seksi Mbak Bersuara Bagus *apadeh*. Pada mewek tuh semua, kecuali yang laki-lakinya.

***
Tepat dalam satu minggu kemarin, aku mengantar lima anak pertukaran pelajar ke bandara. Berturut-turut, Joo Minhyuk, Lee Gayoung, Ann Mijin, Kim Daejun, dan Norito Kagawa. Rasanya hampa banget ditinggal, tapi nggak nangis. Bukan nggak bisa nangis, tapi nangisnya di dalam hati aja. Gile, kapan lagi ya ketemu?

Jadi ingat si Chen Jie yang ngantar aku sampai di terminal bis Willer. Masing-masing menahan tangis agar yang lain nggak nangis juga. Tapi aku berterima kasih dengan Chen Jie. Mungkin kalau dia nangis, aku juga nangis kejer di terminal kali ya.

***
"Kalau kamu meninggalkan suatu tempat, kamu tidak benar-benar meninggalkan tempat itu. Kamu tinggal dalam kenangan orang-orang di tempat yang kamu kunjungi, dan kamu membawa kehangatan mereka dalam hatimu. Sebuah kata 'selamat tinggal' sebenarnya bukan berarti 'selamat tinggal' tapi ada sedikit arti 'sampai bertemu lagi' dalam ucapan itu." -Terjemahan dari sebuah kartu dengan kategori 'Goodbye' di Gramedia.

No comments: