Kalau kau bilang aku layaknya api yang berkobar
Susah dikendalikan
Mudah membakar apa yang di dekatku
Sampai kadang air tak mampu memadamkanku
Itu benar
Kalau kau bilang aku laksana udara di alam
Bebas bergerak
Tak dapat kau genggam dengan tanganmu
Sampai kadang kau bingung mengejarku
Itu juga benar
Kalau kau bilang aku seperti psikopat yang ditakuti
Susah diprediksi
Tanpa perasaan dan kata dapat membunuh
Sampai kadang kau menelan sendiri sakitmu
Itu mungkin benar
Kalau kau bilang aku bagaikan embun di pagi hari
Bening berkilau
Tapi munculnya hanya sebentar untuk membasahi daun
Sampai kadang kau harus menunggu
Jangan salahkan aku
Pernah kau toreh luka dihati,
Sehingga emosiku tak terkendali
Pernah kau lepaskan diriku
Sehingga aku tak ingin kau genggam lagi
Pernah kau bunuh semua rasa
Sehingga aku tak mau memendam semua
Pernah kau teguk semua nikmat, tapi kau tinggalkan aku
Sehingga aku menunggu
Kembalinya dirimu
Untuk membalaskan semua apa yang terjadi padaku
Ingin kau merasa berkali lipat sakitku dahulu
Kalau aku bilang aku seperti papan yang pernah ditancapi paku
Tak bisa kembali sempurna
Ada bekas dalam walaupun paku sudah tak ada
Sampai aku bingung bagaimana menutupinya
Itu . . .
No comments:
Post a Comment