28 October 2010

Dear My Earth..

Teruntuk salam untuk Bumiku..

Bumi, perkenalkan aku salah satu dari penghunimu. Ohya, aku adalah penghuni dari Indonesia, salah satu bagian terindah dari dirimu. Tempatku, Indonesia, bisa dikatakan paru-parumu dan salah satu perhiasanmu, Zamrud, karena Indonesia begitu hijau dan mempunyai hutan yang luaaaas seekali.

Tapi Bumi, zamrud itu rusak.

Bumi, apakah kamu lelah? Aku tahu kamu sakit Bumi, hutan-hutanmu dibolongi, hampir semua badanmu telah dipakai untuk membangun tempat tinggal manusia yang bernama rumah. Sehingga kamu tak bisa bernafas lega. Kamu tidak bisa menjalankan tugasmu. Bumi, akhirnya kamu terbatuk, akhirnya kamu bergerak sedikit, Tuhan yang menyuruhmu, sehingga kamu muntah melalui Merapi dan menimbulkan tsunami di Mentawai. Kemudian, saat kau tak bisa menyerap air, kau membiarkannya menggenangi Wasior dan Jakarta

Bumi,
Aku ingat saat kau menemaniku menyambut mentari di Kaliadem, di lereng Merapi. Kau menampakkan keindahanmu. Salah satu dari bagian Zamrudmu, Bumi. Mentari datang dari sela-sela pepohonan pinus yang melambai, kemudian embun mengelilingi. Suara derasnya air sungai berpadu dengan nyanyian burung memanjakan indraku.

Namun Bumi, setelah kau terbatuk-batuk, pemandangan hijau itu berubah menjadi hamparan abu. Jeritan dan tangisan manusia berpadu dengan sirine ambulan, chaos Bum, chaos!

Bumi, adakah obat yang bisa kau telan untuk mengurangi sakitmu? Aku tahu kau banyak menelan pil pahit, tapi itu racun! Kau yang sudah renta nampak makin renta karena pil itu. Namun banyak manusia yang tetap saja memberimu pil itu. Apa daya kau tak bisa menolak. Kecuali Tuhan menyuruhmu bergerak sejenak.

Bumi, seandainya aku bisa memelukmu, aku ingin memelukmu, memperbaiki tubuhmu, mengobati luka-lukamu. Aku hanya satu dari sekian juta manusia yang ingin melihatmu tersenyum kembali. Melihatmu dengan segala pesonamu.

Dan Tuhan, terima kasih telah menganugerahkan Bumi yang telah berjuta-juta tahun menjadi tempat tinggal kami, yang bernama makhluk Bumi. Tuhan, terima kasih Kau sediakan semua kebutuhan kami melalui Bumi.

Tuhan, Yang Mahapendengar,
Terima kasih sudah memberi Bumi, hanya kami yang tak pernah menjaganya.

Marahkah Kau pada kami, Tuhan? *melirik Bumi.

No comments: