21 October 2010

Ri dan Ta

Aku lagi dapet curhatan dari seseorang.

Dan lagi-lagi tentang cinta.

Aku bukan orang yang sudah sembuh dari sebuah sakit, hanya aku dalam masa berjuang untuk survive dan menghilangkan sesuatu bernama luka.

Lalu aku teringat sebuah kisah tentang mutiara laut, yang mengadu pada ibunya karena pasir tajam memasuki tubuhnya yang lembek, lemah.

Kemudian aku berkata kepada orang itu:

"Mutiara tidak akan menjadi indah, ketika pasir tajam tak pernah melukainya. Bintang tidak dapat dikatakan terang ketika gelap malam tiada. Kamu, tidak akan menjadi kuat ketika sakit belum pernah kau rasakan."

Sebenarnya kata itu yang menjadi penyemangatku ketika jatuh.

"Fa inna ma'al usri yusraa, Inna ma'al usri yusraa"

Dibalik kesulitan pasti ada kemudahan.

Itu janji Allah kepada orang-orang yang merasa hidup mereka penuh beban, penuh rintangan. Tapi aku berusaha merubah semua beban, rintangan itu menjadi tantangan.

Beda rintangan dan tantangan itu hanya sedikit. "Ri" dan "Ta", dan mereka punya satu kesamaan, "Tangan", yang akan "membalik" keadaan.
Tergantung kemauan kamu yang dititipi tangan untuk membalik tangan. Membuat "Ri" menjadi "Ta" dan menghadapinya satu per satu.

Kamu bisa!