17 November 2010

My 24hour Journey (Part Di Atas Langit-Balikpapan)

Bagian terakhir dalam perjalanan melelahkan melewati empat kota itu. *lebay

Di atas langit menghabiskan waktu sekitar hem.. Surabaya-Balikpapan berapa jam yak?

*ingatingat


...


...


*nyontek  temen sebelah


...


...


BUGH! <-- dilempar kursi ama guru pengawas

=====

Sekian intermezzonya. Tapi suer eh, lupa aku nyampe jam berapa. 

*ngintipwebcitilink 

Oke, perjalanan sekitar satu setengah jam di udara. Aku duduk di seat 18 E, tapi akhirnya tukeran deh ama Mira. Penerbangan GA060 dan jam 6.20. Tanggal 6 November. Aku menghabiskan waktu untuk baca dan tidur di pesawat, tapi akhirnya aku terbangun gara-gara perut lapar dan kepala pening. Aku melihat kartu shopping di kursi. Hem, banyak makanan, tapi aku nggak ngerti mana yang akan dipilih. Susah juga untuk memilih tapi pilihanku jatuh pada nasi-ayam pedas. Mira sendiri pilih mie ayam jawa. Aku pergi ke kabin depan tempat awak pesawat dan meminta. Gerrr~ udah lama disitu pramugarinya bilang "Mbak tunggu sebentar saya panaskan dulu ya makanannya."

Ih, mereka nawarin makanan tapi belum siap gitu. Kesel jadinya. Udah perut keroncongan gini. Aku memutuskan untuk ke Lavatory alias toilet kering mereka. Aku ngeliat kalau di pintu itu ada tanda warna hijau yang artinya "nggak ada orang dan boleh dipake". Aku nanya pramugarinya untuk memastikan,

"Mbak ada orangnya nggak?"

"Nggak ada, orang itu warna hijau."

Ih muntab gila aku ama mbak itu. Aku buka deh pintunya. Eh, pas aku buka, ada orang, cowok lagi! Aku cuman bisa bilang alhamdulillah karena nggak sampai melihat hal-hal yang nggak boleh dilihat sekarang :P

Pengen aku tendang pramugari Citilink itu. Sayang aku udah kebelet deliver something ini. Aku misuh-misuh aja ama mbak-mbak itu. Setelah aku kembali ke tempat duduk, makanan udah ada disana. Terbit air liurku *heemmm... Duduklah aku dengan sopan, memindahkan Micha ke tempat duduk di samping Gigih.

Kubuka makanannya, bungkus alat makannya..

Wah~~

Ada ayam di samping nasi putih. Cacing-cacing di perut nampak gembira dan berteriak semakin keras menyuruhku untuk menyendokkan sesuap nasi ke mulutku. Aku tetap tenang dan membaca doa.

Bismillah

...


...


Amin.

Aku langsung menyendokkan sepotong ayam ke mulutku. Hem~ nikmatnya dunia ya Allah.. Huhuhuhu.. Kusendok nasinya. Eh, koq keras? Aku tusuk-tusuk nasinya, waks, malah behamburan. Aku sendoklah nasi yang udah behamburan itu.

Brrr~

Ternyata itu adalah es Nasi!!

Nasinya dingin, beku, alias belum dipanasin ama pramugaranya! HHHHHHHH!!! Tega bener sih mbak-nya. Aku bilang ke Mira, "Mir, kamu pegang deh nasiku. Dingin nih nggak bisa dimakan.."

Mira memegang nasiku dan bilang, "Wah iya, makan aya ayamnya nad, atau sayurnya."

"Sayurnya juga gitu, Mir. Dingin." kataku

"Yasudahlah. Mau mie-ku?"

Huhuhu.. Mira kau baik sekali... Tapi aku bilang ke Mira ntaran aja.

Rp 35.000 melayang. Aku jadi inget KFC tadi malem :'( Aku makan dengan mengucap doa semoga Allah memberikan aku kenyang di setiap sendok makananku.

Setelah makan, aku berbincang dengan Mira. Ternyata Mira juga orang SumSel. Kalau nggak salah ibunya yang berasal dari Plaju, Palembang. Nggak lama setelah perbincangan, pilot mengumumkan kalau nggak berapa lama lagi kita akan mendarat di Bandar Udara Internasional Sepinggan. Sip, jarak dari pengumuman ke pendaratan sekitar 15-20 menit, tergantung mode yang digunakan pilot, mau nancep gas atau pelan-pelan asal selamat. Juga tergantung dari lalu lintas udara, kalau lagi lampu merah 200 detik, semakin lama nyampe di Bandara *ngaco


Sekitar 15 menit berlalu ada suara "Landing Position blablable" dan aku dengar mesin pesawat sudah mulai bising. Landasan pacu alias runaway-nya juga udah keliatan. Entah kenapa kalau udah posisi begini aku rada-rada parno. Huhu. Alhamdulillah yep roda udah nggelinding di tanah Balikpapan. Huwaftt... Aku menarik nafas panjang dan mengeluarkannya dari belakang *canda dink

Kemudian sodara-sodari sekalian. Aku nyampe di Balikpapan. Ketika menginjak tanah, eh, aspal, aku melihat sekeliling dan merentangkan tangan sedikit. Yes! Nggak ada abu! Yang ada hanya bau laut dan semilir angin. Bau khas tanah yang aku senang juga ada, walaupun juga bercampur gas hasil pembakaran. Aku tiba di hometown. Ohya, paling males deh kalau orang nanya, "Nggak pulang kampung Nad?". Aku selalu bilang, "Koreksi. Pulang Kota!"

Masa iya Balikpapan disebut kampung? Nggak terima gila aku.

Berjalan menuju klaim bagasi. Ketika nyampe, conveyor-nya nggak nyala lagi. Dan belum ada barang. Cukup lama menunggu bagasi-bagasi kita. Sambil menunggu bagasi, Rivan menjadi penagih bayaran. Mulai dari makan, carter mobil, tiket bandara. heuheu.

Setelah ambil koper. Aku menemui om Eca.

Menuju rumahku, surgaku.

Aku sudah nggak sabar untuk mandi, makan sepuasnya dan mengganti waktu tidur.

Dan deliver something BIG!

--tobecontinued to part Balikpapan-Samarinda

No comments: