18 November 2010

Untuk Penelepon Malam Hari

Selayaknya, batang usia bukanlah penentu lembar kertas telah tercoret banyak
Namun seberapa sering kau melihat sekeliling dan mencoret kertas kehidupanmu
Selayaknya, bukan diri yang layak untuk mendapat pengasihan dari dirimu, tapi kau
Namun kau yang meninggikan dirimu, kalau tidak lantas siapa lagi?

Bukan salahku hadir dalam kehidupan, entah takdir
Ketika kata menyerang dan kau butuh penghormatan
Aku yang mengasihani dirimu, tersenyum dalam suka kesedihan
Lembaranmu tak bisa kau sobek, tak bisa kau hapus

Kecuali kau gila

Teriak! Teriak! Teriak!
Setan mendengarmu dan mendengarku, mungkin mendengarnya
Setelah perjalanan penuh intrik, rekayasa dan kebohongan, patutkah seorang mempercayainya?
Dia bukan tidak bisa memutuskan, dia takut kehilangan
Bagaimana seorang bisa duduk di dua buah kursi tanpa dia harus selalu menjaga keseimbangan?

Dalam cita kau tersenyum, namun nyata adalah sekejam yang kau fikir

Bukan kau yang akan melepasnya, tapi aku

Indah bukan tercipta karena adanya dia yang memberi indah
Tapi indah tercipta karena adanya dia yang merusakkan

No comments: