18 February 2010

Joko dan Jack






: Kita SELALU menginginkan apa yang tidak kita punya :)


Iya, contohnya ku alami sendiri 2 kali hari Selasa lalu. Ketika kelas Akuntansi Pengantar II dan Metode Kuantitatif.

Ada orang asing dalam kelasku!

-trus kenapa emang kalau ada orang asing?

Ya jelas surprais lah, apalagi biasanya orang asing hanya ditemukan di kelas Internasional, bukan reguler seperti kelas kami. Awalnya, kelas begitu khidmat mendengarkan Pak Aloy menerangkan, sampai saat ketika orang asing itu datang. Penampilannya begitu menarik perhatian kelas. Wah, kelas jadi sarang lebah untuk sekian detik, dan akhirnya si Bule itu duduk di samping Ana. Satu-satunya ras Kaukasoid di kelas, bagaimana tidak mencolok? Anak satu kelas pasti bertanya,

"Apa dia mengerti penjelasan dalam bahasa Indonesia?"

"Koq bisa-bisannya dia masuk kelas ini?"

"bzzzz"

saking banyaknya pertanyaan muncul, udah nggak tahu lagi deh. :P

Aku juga menganggapnya aneh, nggak salah pilih ya orang itu?

Dan Pak Aloy akhirnya memakai 25% bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar, apa nda tambah njelimet aku :( harus membuat otakku bekerja 2 kali lipat, menerjemahkan dan memasukkan pelajaran hari itu ke otak.

Akhir kelas, dia mengajak Ana berkenalan, tebak siapa namanya?

"Joko."

mantap.

Masa iya sih? Nggak ada garis di wajahnya yang menunjukkan dia orang Jawa, kuq?

"Sebenarnya nama saya Jack, tapi teman saya sering memanggil saya Joko"


Whaattttt???
Seriusan, aku jadi teringat temenku yang namanya Jaka, (nama lainnya Joko) Dia mah dipanggil Jack! Koq ini malah terbalik ya? Dia -si Bule- mengucapkan Joko dengan senyuman, lagi. Kita mah mau keren-kerenan nama, eh ntu si orang asing malah nge-jawa-in namanya.

Aku nda habis pikir.

Lain lagi cerita si Ushi, waktu MKPK :)

Kali ini orang-orang bule (segerombolan perempuan ras Kaukasoid)  membuka pintu lalu menyapukan pandangan ke seisi kelas.

"Wah~" Ushi berkata, "Mantap banget bodinya..."

Padahal, orang-orang bule malah suka kulit eksotis kayak kita.

Buktinya, para lelaki asing, banyak yang memperistri orang Indonesia yang katanya berkulit eksotis, nggak putih pualam kayak mereka. Eh, kita malah sibuk memutihkan kulit. Mulai dari cara instan, mahal, ---

Kalau aku nampaknya susah untuk memutihkan kulit.

Secara, tinggal di dekat garis Ekuator, matahari mah nggak pernah permisi kalau lewat di sana. Mau pake mandatory make-up khusus orang yang tinggal di khatulistiwa (baca: bedak dingin) pun nggak ada efeknya !

Mereka mau seperti kita, kita mau seperti mereka.

Susah.