4 January 2012

Married-Me

HELLO 2012-GREGORIAN-CALENDAR!
***

Ah, 2012 ini rasanya dipenuhi satu kata, menikah. Ya, udah dua minggu terakhir ini koq rasanya ngebet banget punya pasangan hidup. Apalagi liat dosen muda-ganteng dan teman-teman nan cantik rupawan itu sudah mempunyai pasangan hidup. Empat orang yang aku kenal sudah menjalani kehidupan berumah tangga. Well, tetap kuliah loh, hanya satu yang memutuskan untuk tidak kembali ke bangku kuliah.

Jadi galau, bo.

Resolusi dalam lima tahun ini tercapai nggak ya? Nad, nad, calon aja nggak jelas siapa udah mau mikirin nikah. Baiklah, namun setidaknya itu impianku. Walau udah kesalip nih, ama empat orang.

Apa ya yang menyebabkan mereka mengambil keputusan seperti itu. Ingat loh ya bukan MBA alias Married by Accident tapi dengan kesadaran penuh mengambil keputusan untuk menikah. Mau sih bertanya tentang hal itu ke mereka, tapi rasanya koq malu ya? Aura mereka (cieh, aura) udah berbeda. Mereka serasa hidup di alam yang lain yang berbeda denganku. Agak lebay mungkin, tapi ya itu kenyataannya.

Di saat aku masih galau dengan tugasku, mereka galau dengan acara ijab kabul mereka. Di saat aku ngurus kamar aja nggak bener, mereka udah berani juga ngurus suami. Nooohh! Aku masih pengen melihat dunia luar dari dalam, mereka bahkan sudah terjun ke dunia luar, dan melihatku yang di dalam ini, di luar (apa sih?) Well, aku mau bilang, aku bingung apa yang mendasari mereka menikah di saat kuliah ini ya?

Cemburu? Iya. Barusan aja ngomong sama si Briti kalau teman-teman sekelas semester satu pada ngedahuluin, dan dia juga cemburu dan beberapa kali bilang, "Demi apaa??". Ah, aku hanya menebak saja, mungkin mereka emang sudah siap lahir batin dan emang jago ngurus orang. Dan mereka adalah orang dengan emosi stabil. Nggak kayak aku masih suka moody.

Huff~~
Mungkin kalau aku sendiri, hanya di bibir saja yah mau nikah cepat (hati juga, sih), namun ada beberapa pertimbangan ya, terutama mentalku dan uang darimana aku akan hidup. Memang rezeki ada di tangan Allah, tapi setidaknya manusia berencana. Aku nggak mau masih harus hidup tak lepas dari uluran tangan orang tua aku ketika ada seorang yang harusnya sudah dilimpahkan tanggungjawab itu kepadanya. Beraninya nikah doang dong kalau seperti itu. Padahal kan nikah bukan sekedar main-main, bukan peningkatan status dari temen, sahabat, ke istri/suami, namun itu adalah ikatan resmi, yang pertanggungjawabannya juga kepada Allah.

Belum lagi kalau berbadan dua.

Setidaknya aku mencari jodoh dengan syarat-syarat yang sudah diberitahu oleh Junjunganku :)

1. Aqidah + Pemahaman agama dan pengamalannya :)
2. Dari keturunan baik-baik
3. ehm, perjaka
4. Penyayang
5. Berakhlak mulia
6. Realistis dalam menuntut hak dan melaksanakan kewajiban
7. Mengerti kelebihan dan kekurangan aku
8. Cerdas dan bijak
9. Lemah lembut
10. Tampan, cuy :))


Yah, future-me, make sure you read again this post when you are a married woman with two children, the handsome and beautiful one. Don't forget your husband also. Does he fulfill the requirements? :D

2 comments:

Xannzea said...

Ehm, perjaka, ehm... ohoy suit suit...
ohok ohok
bwuaaahhhkkss auuuu

Nadinez Chicylia said...

apaa sih aaaayaaa :))