25 August 2009

Cerita Cinta Papa

Aku, mungkin bukan termasuk orang yang tegar. Aku masih butuh a shoulder to cry, need a hand to hold me tight...

Dan sekarang aku membutuhkannya...

Ketika masalah datang bertubi-tubi, ketika merasa aku berada di titik dimana aku ingin mengakhiri semuanya, surat cinta datang dari Papa.

Aku merasa minder dengan pengetahuanku yang masih sedikit di bidang yang akan kugeluti ini. Ekonomi. Aku merasa tidak punya bakat dalam bidang itu. Saat siang tadi, Papa mengirim sms "Nak, bagaimana kuliahnya?". Aku yang jarang mendapat sms dari Papa langsung memamerkan sms kepada temanku,"eh liat, aku dapat sms dari Papaku!". Mungkin temanku menganggapku gila. Tapi, memang aku jarang banget dapat sms dari Papa. Papa selalu menelpon :)

Lalu aku menjawab sms itu, "Capek Pa. Jadwal belum tetap. Kadang bisa pulang jam 6.."

Papa menjawab, " Begitulah, Nak, kalau mau jadi orang pintar. Kalau mau sedikit pintar ya kuliah di sini aja. Tapi usaha itu akan berbuah hasil. Dan hasil itu akan kau nikmati nantinya."

Lalu aku menjawab, "Tapi pa, minder dengan orang yang punya kelebihan di kelas. Sedangkan Inez sendiri khan nggak punya dasar Ekonomi..."

Kemudian, aku tertidur karena lama menunggu jawaban dari beliau.
Ketika aku bangun, ada pesan : "Papa balas lewat e-mail"

Ah, dalam pikiranku, nanti aja deh bukanya. Aku mandi dulu. Tapi, aku masih terfikir, apa isi e-mail beliau. Selesai mandi dan bebersih, aku langsung menghidupkan Cherry-ku dan membuka mail.

Dan, ketika membaca judul e-mail itu aku langsung menangis...

AYO GIAT, DAN KAU PASTI BISA!

E-mail papa isinya :


Bismillahirrohmanirrohim..
Ba'da tahmid dan shalawat...

ANAK KU,

Papa juga dulu JAUH lebih minder dari kau saat ini.
papa dari pagaralam sekolah dicurup yang lebih tinggi tingkat pelajarannya. dan yang lebih memperihatinkan lagi, yaitu baju seragam papa hanya satu stel dan itupun bekas dari orang....... dan ini tidak ada yang tahu. pada saat kesekolah seakan semua mata tertuju pada papa. apa betul tertuju pada pakaian papa atau tidak papa tidak tahu. tapi rasa mindernya bukan main. dan setelah kelas 2 baru bisa beli seragam, dan sampai TAMAT hanya satu stel, kalau sudah dipakai 2 hari, maka pulangs ekolah langsung dicuci, subuhnya di gosok supaya kering kemudian dipakai lagi. sampai sekarangpun masih papa simpan.

ALHAMDULILLAH kau tidak seberat itu, cuma masalah pelajaaran saja. Tidak perlu kekebun untuk cari uang sangu sekolah.Tapi percayalah dengan usaha yang sungguh sungguh kau akan berhasil. papa percaya karena kau anak papa, turunan papa. Kau usahakan dulu dengan sungguh-sungguh, berdo'a minta kepada ALLAH ; diterangkan hati, dimudahkan menerima mata kuliah, dan diangkat drajat. sesungguhnya ALLAH MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG.

JIka kemudian berkata lain, papa tidak marah dan tidak menyesal, KAU juga jangan menyesal dan juga merasa bersalah, karena itu bukan salah kau dan salah siapa-siapa tapi itu adalah Taqdir ALLAH SWT. kita orang beragama serahkan semuanya kepada ALLAH.

Papa dulu tidak ada yang mensupport secara agama, dan KAU saat ini ada papa. yakinkan kau belajar dengan baik. papa selalu mendukung.

ini jalan menuju masa depanmu, gapailah.........
banyak orang yang ingin sekolah, dana tidak ada. banyak yang punya dana, tapi tidak mau sekolah......
banyak yang berhasil, banyak pula yang gagal. Dan ini adalah kau buat untuk contoh atau cermin kau menghadapi masa depan nanti.

KAU anak papa, insya ALLAH kau berhasil......., tugas kau kuliah dan menggapai masa depan, tugas papa menunjang secara moril dan materil untuk anak-anak papa,

mulailah semua kegiata dengan membaca " BISMILLAHIRROHMANIRROHIM ", niscaya ALLAH akan melindungimu.


PAPA

Nad nangis lagi. Airmata jatuh terus menerus. Bahkan air bening yang aku minum untuk berbuka puasa saja terasa asin. Aku nggak boleh lemah. Aku harus menjalani proses ini.

Aku tahu ke depannya aku akan terjatuh. Lebih sakit dari ini. Tapi itulah pendewasaan diri. Aku seperti anak kecil yang akan belajar merangkak, berdiri lalu berjalan. Berkali-kali terjatuh,tapi akan bangun lagi.
Yang aku hadapi adalah dunia. Yang menawarkan berbagai kekejaman. Dan tujuanku, adalah hidup yang kekal nanti. Aku akan mempersiapkan bekalku.
Sekarang,

Aku akan memulai perjalananku.

No comments: