: ku tulis ketika mengingatmu dalam benci
Aku menelungkup. Tidur. Kupejamkan mataku. Tak bisa. Aku merasa bosan. Aku menggapai boneka pemberianmu. Kutatap, lalu ku belai. Nyut! Dadaku nyeri. Sakit! Satu hal yang ku tahu. Aku benci padamu. Ku tanam dalam benak kata-kata itu.
Cucuran air hujan terlihat dari balik jendelaku. Dingin. Tetapi hatiku panas. Di kepalaku terbesit keinginan untuk membunuhmu. Ah tidak, aku ingin menyiksamu.
Aku tidak bisa memaafkanmu. Aku tidak rela atas apa yang telah kau buat kepadaku. hati ini lebih dari porak poranda kau hancurkan. Aku mengira aku talah memiliki segalanya dengan aku memiliki dirimu. Tidak ternyata.
Aku bersyukur Tuhan membukakan mataku. Tuhan tahu sakit hatiku dan menunggu saat yang tepat untuk membalaskan sakitku. Ku harap Dia mengizinkan aku tak memaafkanmu. Lebih dari sekedar kata benci perasaanku. Kalau banyak orang menulis surat cinta untukmu, aku menulis surat benci untukmu.
Ku harap kau tak bahagia. Semoga kita tidak pernah bertemu lagi. Semoga kau merasakan sakitku, berjuta kali lipat -dari apa yang ku rasakan- dan sekali lagi, ku harap kau tidak dan tidak akan pernah, bahagia.
Dengan penuh benci kepadamu,
Yang membencimu
No comments:
Post a Comment