13 August 2010

Ceritaku

Dan kemudian, ceritaku mengalir lagi. Aku menjaring sedikit-demi sedikit cerita masa laluku. Tanpa aku sadari, aku telah beranjak dewasa. Tanggungjawab ini perlahan kupikul sendiri. Kadang aku merajuk kepada Tuhan, mengapa ada sesuatu yang bernama dewasa? Seseorang yang aku kenal pun berkata ia tidak mau menjadi dewasa.


Jalan kemudian aku yang memilih.


Itu sepenggal nasihat beliau di FB.


Jangan memikirkan orang yang akan memecahkan konsentrasi belajar.


Pa, maaf aku memikirkan dia dan dia. Dia yang menjadi semangat, dan dia yang memasang muka manis didepanmu.
Maaf. Untuk semua kata maaf yang terlambat.

2 comments:

Bentar Cucu Samibuti said...

maafkan ane ukh, ane emang berwajah sangat manis didepan beliau :p

Nadinez Chicylia said...

gyaahahahahhahahahha

oke dahh..